Begini Bahayanya Pertusis (Batuk Rejan) Bagi Kesehatan Anak-anak
Jika anak terinfeksi pertusis, penting untuk mendapatkan perawatan medis secepatnya. Anak yang terinfeksi juga harus diisolasi dari individu lain selama minimal lima hari setelah mulai pengobatan untuk mencegah penyebaran.
Pertusis, atau lebih dikenal dengan sebutan batuk rejan, adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis dan dapat menyerang siapa saja, namun anak-anak, terutama bayi, adalah kelompok yang paling rentan terkena dampaknya. Infeksi bakteri yang menyebabkan batuk parah dengan suara “rejan” atau “whooping” yang khas, diikuti dengan napas panjang.
Penyakit ini dikenal karena batuknya yang sangat keras dan bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Batuk yang berkepanjangan ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius, terutama pada anak-anak dan bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sepenuhnya. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai apa itu pertusis, bagaimana gejalanya, serta bahayanya bagi anak-anak.
BACA JUGA: Bagaimana Sinusitis Dapat Melemahkan Sistem Imun Anda?
Gejala Pertusis pada Anak-anak
Gejala pertusis biasanya berkembang dalam tiga tahap:
- Tahap Kataral: Tahap ini berlangsung sekitar 1-2 minggu dan gejalanya mirip dengan flu biasa, termasuk pilek, bersin, demam ringan, dan batuk ringan. Pada tahap ini, pertusis sangat mudah menular.
- Tahap Paroksismal: Tahap ini berlangsung selama 1-6 minggu, atau bahkan lebih lama. Gejala utamanya adalah batuk paroksismal yang parah dan berulang. Batuk ini seringkali diakhiri dengan suara “whoop” saat anak mencoba menarik napas. Serangan batuk bisa menyebabkan anak muntah, kelelahan, dan kesulitan bernapas.
- Tahap Konvalesen: Pada tahap ini, gejala mulai mereda. Namun, serangan batuk masih bisa terjadi selama beberapa minggu atau bulan, terutama jika anak terpapar iritasi atau infeksi saluran pernapasan lainnya.
Bahaya Pertusis bagi Anak-anak
Pertusis bukan sekadar penyakit batuk biasa. Bagi anak-anak, terutama bayi di bawah usia 1 tahun, penyakit ini bisa sangat berbahaya dan bahkan mematikan. Berikut adalah beberapa bahaya pertusis bagi anak-anak:
- Gangguan Pernapasan: Pertusis dapat menyebabkan batuk parah yang menghalangi aliran udara ke paru-paru. Pada bayi, hal ini bisa menyebabkan apnea (berhenti bernapas sejenak), yang sangat berbahaya dan memerlukan perhatian medis segera.
- Pneumonia: Sekitar 1 dari 5 anak yang terinfeksi pertusis mengalami pneumonia, infeksi serius pada paru-paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jangka panjang jika tidak ditangani dengan cepat.
- Kejang: Demam tinggi dan kurangnya oksigen akibat serangan batuk yang parah bisa memicu kejang pada anak-anak. Kejang ini dapat menyebabkan kerusakan otak jika tidak segera ditangani.
- Ensefalopati: Meskipun jarang, infeksi pertusis dapat menyebabkan ensefalopati, yaitu kerusakan atau disfungsi otak akibat kurangnya oksigen selama serangan batuk yang panjang.
- Kelelahan Ekstrem: Batuk yang berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkan anak-anak kelelahan ekstrem, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk makan, tidur, dan tumbuh dengan baik. Ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan malnutrisi.
- Kematian: Pertusis bisa berakibat fatal, terutama pada bayi yang terlalu muda untuk menerima vaksinasi lengkap. Menurut data, sekitar setengah dari bayi yang terinfeksi pertusis membutuhkan perawatan di rumah sakit, dan beberapa di antaranya bisa meninggal karena komplikasi yang disebabkan oleh infeksi ini.
Pencegahan Batuk Pertusis
Pencegahan pertusis terutama dilakukan melalui vaksinasi. Vaksin DTaP (difteria, tetanus, dan pertusis aseluler) direkomendasikan untuk diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam serangkaian dosis pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun. Remaja dan orang dewasa juga disarankan untuk mendapatkan booster vaksin Tdap untuk perlindungan tambahan.
Selain vaksinasi, berikut adalah langkah-langkah pencegahan tambahan:
- Menjaga Kebersihan: Mencuci tangan dengan sabun secara rutin dapat membantu mencegah penyebaran bakteri.
- Menghindari Kontak dengan Orang yang Terinfeksi: Batasi kontak dengan individu yang menunjukkan gejala batuk parah hingga mereka diperiksa oleh profesional kesehatan.
- Cocooning: Strategi ini melibatkan vaksinasi anggota keluarga dan pengasuh yang sering berinteraksi dengan bayi untuk mengurangi risiko penularan pertusis.
Pertusis adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak, terutama bayi. Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk melindungi anak-anak dari infeksi ini. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan gejala pertusis dan segera mencari perawatan medis jika anak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi anak-anak dari bahaya pertusis dan memastikan mereka tumbuh dengan sehat dan aman. (ANF)
ARTIKEL TERKAIT:
Begini Manfaat Luar Biasa Black Garlic untuk Imunitas Tubuh!