Stiff Person Syndrome: Gangguan Autoimun Langka yang Menyerang Otot

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit autoimun langka yang menyebabkan otot kaku dan sulit dikendalikan. Sehingga bisa memperburuk kualitas hidup jika tidak ditangani. Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Baca selengkapnya di sini!
Pernahkah kalian mendengar tentang Stiff Person Syndrome (SPS)? Penyakit ini merupakan gangguan autoimun langka yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan otot menjadi kaku serta tegang secara tidak terkendali.
Stiff Person Syndrome sering salah didiagnosis sebagai penyakit neurologis lain, seperti Parkinson atau sklerosis multipel, karena gejalanya yang serupa. Meskipun jarang terjadi, SPS bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
Otot yang terus-menerus menegang membuat gerakan menjadi terbatas dan dapat menyebabkan nyeri hebat. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami kesulitan berjalan dan kehilangan keseimbangan. Lantas, apa sebenarnya penyebab Stiff Person Syndrome dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
Apa Penyebab Stiff Person Syndrome?

(Penyebab Stiff Person Syndrome karena stres, Sumber: Freepik)
SPS terjadi karena adanya gangguan autoimun, di mana tubuh memproduksi antibodi yang menyerang enzim glutamic acid decarboxylase (GAD). Enzim ini berperan penting dalam mengatur sistem saraf dan gerakan otot. Ketika GAD diserang, produksi neurotransmitter GABA (gamma-aminobutyric acid) berkurang, sehingga otot tidak bisa rileks dan terus menegang.
Meskipun penyebab pasti belum diketahui, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena SPS meliputi:
- Riwayat Penyakit Autoimun: SPS sering dikaitkan dengan penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1, tiroiditis Hashimoto, dan vitiligo.
- Faktor Genetik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena SPS.
- Infeksi atau Stres: Faktor lingkungan seperti infeksi virus atau stres berkepanjangan bisa memicu atau memperburuk gejala.
Baca juga: Zymuno, Obat Herbal Berkhasiat untuk Imunoterapi Penyembuhan Kanker
Gejala Stiff Person Syndrome

(Ilustrasi seseorang kekakuan otot, Sumber: Canva)
Gejala SPS berkembang secara perlahan dan bisa semakin parah seiring waktu. Beberapa tkalian umum yang dialami penderita meliputi:
- Kekakuan otot yang progresif, terutama di batang tubuh, punggung, dan kaki.
- Kejang otot yang menyakitkan, bisa dipicu oleh suara keras, sentuhan, atau stres emosional.
- Kesulitan berjalan akibat otot yang kaku dan tidak bisa bergerak dengan fleksibel.
- Postur tubuh abnormal, di mana punggung melengkung atau tubuh condong ke depan.
- Serangan panik atau kecemasan karena tubuh merasa kaku dan sulit bergerak.
Apakah Stiff Person Syndrome Bisa Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan SPS secara total. Namun, ada beberapa metode pengobatan yang dapat membantu mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita, seperti:
- Obat-obatan, termasuk relaksan otot, obat anti-kejang, dan terapi imunoglobulin.
- Fisioterapi, untuk membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan otot.
- Terapi imun, seperti penggunaan steroid atau plasmapheresis untuk mengurangi respons autoimun tubuh.
- Manajemen stres, karena stres bisa memperburuk gejala SPS.
Stiff Person Syndrome adalah penyakit autoimun langka yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan otot menjadi kaku serta sulit dikendalikan. Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan gangguan autoimun lainnya.
Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan sepenuhnya, pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Jika kalian atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. (idm)
Baca juga: